Dasril Iteza - Bukit Peramun berasal dari kata Peramuan, Bukit Peramun pada zaman dahulu sampai dengan sekarang dijadikan masyarakat sekitar sebagai tempat peramuan atau meramu tanaman lokal berkhasiat obat. Karena letaknya yang strategis, pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang, Bukit Peramun pernah dijadikan titik pantau untuk melihat kedatangan kapal musuh dari laut Cina Selatan.
Goa – goa alam yang terbentuk dari formasi batu granit raksasa pernah dijadikan tempat tinggal sementara oleh masyarakat sekitar sebagai tempat perlindungan dan tempat tinggal sementara pada zaman penjajahan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya ditemukan jenis tanaman buah-buahan seperti buah Ketapan, Manggis dan lain-lain, yang dapat ditemui disekitar goa – goa yang penah ditinggali oleh masyarakat desa Air Selumar, yang pada saat itu disebut Kubok Peramun.
Perkembangan budaya dari masa kemasa, juga mempengaruhi cara pandang dan cara hidup dan berkehidupan masyarakat Desa Air Selumar. Berbagai imu kebathinan dan budaya animisme menjadi hal yang biasa dikalangan masyarakat desa Air Selumar pada zaman dahulu. Pada saat itu Bukit Peramun merupakan sentral kekuatan kebatinan, ilmu kanuragan dan pesugihan, bukti dari itu semua adalah adanya semacam goa persembahan yang terdapat disebah barat Bukit Peramun, yang konon menurut cerita goa tersebut secara gaib tersambung dengan Gunung Kawi di Jawa Tengah.
Tempat persembahan ini, masih digunakan untuk kebutuhan persembahan dan komunkasi lintas dimensi dengan para leluhur, yang masih dilakukan dan dirawat secara turun temurun sampai dengan sekarang. Dalam kawasan Bukit Peramun di ketinggian + 90 Mdpl tedapat dua buah batu dengan bentuk dan ukuran yang hampir sama, seolah – oleh ada yang memetakannya secara berdekatan. Dua buah batu ini sering disebut dengan batu kembar. Mitos yang melekat pada dua buah batu ini adalah :
barang siapa yang dapat memegang dua buah bongkahan batu dengan cara merentangkan kedua tangannya, maka bagi yang sudah berumah tangga akan mendapatkan keharmonisan dalam keluarga. Bagi yang sulit mendapatkan jodoh, maka Insya Allah akan cepat dapat jodoh.
Untuk mencapai lokasi BATU KEMBAR, pengunjung dapat berjalan kaki mengikuti jalur yang sudah dibuat pengelola, dari areal parkir ke lokasi BATU KEMBAR dapat ditempuh dalam waktu + 30 menit. suguhan pemandangan indah laut Sijuk sampai dengan Sungai Padang dapat disaksikan dari lokasi ini.
Sumber : April Rizani (Arsel Community)
Foto : Dasril Iteza & April Rizani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar