PRODUKSI GONDORUKEM DAN TERPENTIN MUTU XB
Perum Perhutani Kesatuan Bisnis Mandiri Gondorukem dan Terpentin area I (KBM GT I) sudah mampu memproduksi kualitas XB atau extra prima dari Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) yang dikelolanya.
"Untuk tahun 2015 ini ada buyer minta mutu XB sejumlah berapa pun dapat kami buat. Sementara ini baru PGT di Sapuran yang dapat memproduksinya," ungkap General Manager (GM) KBM GT I, Anggar Widiyatmoko, SHut.
Perum Perhutani, dengan ketersediaan kawasan hutan pohon pinus yang dikelolanya di pulau Jawa, sudah lama dapat memproduksi Gondorukem dan Terpentin (GT) dengan varian mutu Prima (X) dan Standar (WW).
"Untuk produksi GT dengan kualitas XB ini dapat dibilang sebagai varian mutu terbaru dari hasil pengolahan getah pinus kualitas premium yang mulai banyak dihasilkan dari kawasan hutan pinus Perhutani," tutur Anggar Widiyatmoko.
KBM GT I yang dipimpinnya itu, berkantor dengan gudang di desa Brumbung, Demak sekitar 15 kilometer arah Purwodadi dari kota Semarang, kelola lima dari delapan PGT Perum Perhutani di pulau Jawa.
"Empat PGT di Jawa Tengah untuk memasak sebagian besar getah pinus ex hutan pinus Region Jateng dan sebagian kecil ex Jabar. Satu PGT di Jabar memasak getah ex hutan pinus Jawa Barat," tuturnya.
Ada 4 PGT KBM GT I yang berada di daerah propinsi Jawa Tengah: PGT Cimanggu, PGT Sapuran, PGT Paninggaran dan PGT Winduaji. Sedangkan yang beroperasi di propinsi Jawa Barat, PGT Sindangwangi.
Pada tahun produksi 2014 seluruh PGT tersebut berhasil memproduksi Gondorukem dan Terpentin (GT) sebanyak 54.177 ton dari rencana semula sebanyak 51.941 ton, dengan sebaran mutu produk terbanyak kualitas X daripada WW. Yaitu, untuk mutu X tercapai 128 % dari PGT di Jateng dan 62% dari PGTnya yang di Jabar. Sedangkan produk mutu WWnya tercapai 106% dari PGTnya di Jateng dan 98,7% dari PGT yang ada di Jabar.
"Untuk tahun produksi 2015 ini kami targetkan dapat mengolah getah pinus sebanyak 47.236 ton dari hutan pinus Region Jateng dan 12.500 ton dari Jabar," katanya lagi.
Terbanyak diekspor
Dari keseluruhan produk Gondorukem dan Terpentin (GT) hasil produksi Perum Perhutani tersebut, jumlah terbanyak diserap pasaran ekspor alias mancanegara yang mencapai 85% dari total produksinya. Sedangkan angka penjualan di dalam negeri sendiri masih dalam kisaran 15% saja.
"Secara tak terduga, saat krisis ekonomi melanda benua Eropa kini, negara Portugal justru mencatat angka penjualan kami yang terbanyak," cetus Anggar Widiyatmoko.
Namun secara keseluruhan di tingkat dunia, angka produksi GT ex Perum Perhutani ini hanya 10% saja. Masih kalah dibandingkan Tiongkok sebagai negara produsen GT terbesar di dunia.
Produk Gondorukem dan Terpentin, sesuai tradisi lebih dikenal sebagai bahan baku industri pembuatan cat ataupun coating untuk beragam barang metal dan kayu. Tapi sekarang, pemanfaatannya telah berkembang menjadi bahan pembuatan kosmetik maupun esen aroma rasa minuman. (SJTE 150320 Jum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar