Breaking

Selasa, 31 Maret 2015

Puluhan juta nilai jual porang

Pakar Porang KPH Nganjuk, Jenjam Sutiyono:
Rp17 JUTA PER 0,5 HEKTAR HASIL TANI PORANG

Nilai ekonomi dari setiap tanaman porang ada pada umbinya dan pada biji buah di ketiak daunnya (kathak). Menurut keterangan Pakar Porang Perhutani Nganjuk, Jenjam Sutiyono, dalam satu hektar porang hasil kataknya antara  3 sampai 4 kuintal.
"Kalau hasil umbinya bisa sampai 20 ton per hektar. Tapi kalau semua umbinya dipanen seketika, yang berarti sudah tidak dapat panen lagi tahun berikutnya karena tanamannya tercerabut semua," katanya.
Untuk itu maka dilakukan panen pilih yang hasilnya sekitar 6 sampai 8 ton per hektar. Budidaya porang adalah manajemen pilihan antara yang akan dipanen alias dicabut umbinya, dengan yang dibiarkan tumbuh sampai dipetik umbinya. Makin lama dibiarkan tumbuh akan makin besar volume dan berat umbinya, yang berarti makin tinggi harga jualnya.
Minimal ukuran umbi yang  layak nilai jual adalah setelah tumbuh 3 tahun. Masa penandaan tanaman yang akan dipanen umbinya adalah menjelang masuk tahap doorman yang lazimnya di akhir musim hujan.
Panen umbi dilakukan bersamaan masa doorman yang berlangsung di musim kemarau. Pemilihaan saat panen yang tepat akan berpengaruh pada nilai jualnya. Umbi porang yang dipanen pada cuaca kering di puncak musim kemarau, kandungan rendemennya lebih tinggi dibanding saat bulan-bulan masih basah.
Oleh sebab itu harga jualnya lebih tinggi daripada panen saat bhulan masih basah. Kalau ukurannya hanya mengejar volume dan berat umbi, musim basah lebih besar dan berat umbinya. Tapi harganya rendah karena rendemennya juga rendah.
"Umbi yang dipetik pada bulan-bulan Juli dan Agustus harganya bisa mencapai 4500 per kg daripada umbi basah yang rerata dihargai Rp3000 saja," ungkap Jenjam.
Porang memang tanaman yang khas. Karena di saat penghujan bisa tumbuh menjulang sampai tiga meter batangnya. Namun di saat kemarau semua itu hilang amblas bumi rata tanah dan akan muncul lagi seiring datangnya musim hujan.
Dengan potensi nilai jual yang dimiliki tanaman porang berupa umbi dan katak, maka penghasilan seorang petani yang menanamnya di lahan 0,5 hektar per tahun bisa sampai 17 juta.
Perhitungannya dari hasil jual umbi 3 ton X Rp3000 per kg ditambah nilai jual katak 2 kuintal kali 40 ribu per kg. "Bagi petani yang mengelola lahan porang sampai 5 hektar berarti dapat meraih hasil tahunan senilai 170 juta," katanya.
Karena tergolong jenis tanaman yang tidak perlu perawatan intensif setiap hari, maka dapat dikatakan porang ini adalah tanaman orang lumuh alias tanaman orang santai.
6 ton per hektar perkiraan minimal. Normalnya bisa sampai 10 ton per ha. Dengan harga bagus 4000 per kg umbi, berarti 40 juta sudah dapat ditangan, kalkulasinya lagi. Tanaman porang justru membutuhkan naungan dari kelebatan daun pohon jati.. Berbeda dengan jagung yang butuh sinar matahari langsung.
Tanaman porang mampu menangkal rerumputan yang dapat mengganggu kualitas tegakan pohon jati.
Proses pembersihan serasah daun jati oleh petani porang juga mencegah kemungkinan munculnya kemungkinan kebakaran hutan jati.
"Terjadinya kebakaran hutan jati justru sangat tidak diinginkan petani porang karena dapat mematikan tanaman porang juga," ujarnya.
Tanaman porang bisa tumbuh di sembarang lahan berketinggiaan antara 100 meter sampai dengan 600 meter. Namun yang optimal hasil umbinya adalah pada ketinggian antara 350 meter sampai 400 meter. (SJTE 150331 Sel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close