Breaking

Selasa, 25 Desember 2007

TEKNIK PENGGERGAJIAN LOG JATI

Story - Teak wood - Expertise


Proses penggergajian merupakan tahap awal dari mulai terbentuknya suatu karya cipta, setelah disain/gambar rancangan, yang mempunyai andil atau kontribusi apakah menguntungkan atau merugikan. Dengan presentasi proses, rata-rata akan kehilangan kubikasi (m3) 50-60 dari 1 m3 gelondong.

Dengan kata lain bahwa prosesing di penggergajian merupakan penentu awal apakah suatu industri akan untung atau rugi dengan telah melibatkan campur tangan akal, pikiran, kerja sama dan kesadaran ikut memiliki (handarbeni) dari para operator, tukang pola dll. Karena di sinilah kayu gelondong akan mulai dicacah menjadi :
1. Serbuk gergaji 20% - 25 %
2. Sebetan 15% - 20 %
3. Rencek 10% - 15 %
4. Tatal 10 % - 15 %
5. S.4.S (bahan baku 4 sisi) 40 % - 45 %

Dari hasil cacahan tersebut sudah dapat dianalisa apakah menguntungkan atau tidak sebelum diproses lebih lanjut. Dan proses dengan kosentrasi, tanggung jawab penuh hampir didominasi oleh para industrawan yang bergerak dengan menggunakan kayu jati sebagai bahan baku dasarnya.

Peran para operator dan QC (Quality Controler), serta Sawnmaster merupakan kunci dari lancarnya keuntungan atau kerugian. Ada beberapa system belah dan potong yang dilaksanakan untuk mengerjakan hasil yang optimal dan mendapatkan kayu gergajian dengan kualitas optimal.
1. Kebanyakan para pengrajin dan awal-awal berkembangnya industri kayu, membelah gelondong dengan gergaji tradisional, yang sepenuhnya mengandalkan tenaga manusia dengan system belahjadi, papan-papan sesuai ukuran-ukuran tebal tertentu,
2. Sistem belah ini kebanyakan dipakai oleh pengrajin dan industri mebel untuk indoor yang jenis produknya monoton, belum tersentuh situasi dan kondisi pasokan bahan baku, kompetisi pasar serta persaingan desainnya.
3. Sistem putar/banting/guling ini banyak dipakai oleh industri kayu yang telah lebih jauh langkahnya, untuk mendapatkan out put /hasil kayu gergajian dengan meminimalisasikan pemboroson, sehingga dari hasil analisis untung rugi paling kecil mencapai break event point (BEP).
4. Sistem potong gelondong sesuai kebutuhan ukuran terbanyak sisanya untuk dicacah jadi ukuran apapun tidak masalah (system taper)
5. Sistem ini banyak dipakai oleh industri jenis out door karena jenis produknya bervariasi, jumlahnya banyak apabila dihitung dari 1 m3 gelondongnya. Dari segi kualitas pun dituntut yang berkelas utama.

Ada beberapa system lagi yang dipakai operator mesin penggergajian karena pengalaman puluhan tahun, mengkombinasikan semua cara berdasar ilmu yang didapat yang disesuaikan dengan bentuk-bentuk dari gelondong tersebut. Karena kalau betul-betul berkecimpung di industri kayu jati, kita akan ditantang oleh keunikan-keunikan batang gelondong serta karakter dari pola serat kayu yang spesifik dan mempunyai nilai seni yang khas, apakah nampak pola serat lurus (Quarter Swan) atau Semi Quarter Swan atau Crown (serat mahkota). Selain keindahan, pola serat juga mempunyai risiko perubahan pada konstruksi setelah tenggang waktu lama karena pola tersebut.

Untuk artikel mendatang, akan saya uraikan mengenai detail teknis masing-masing cara potong dan belah. (K.A. Sukasah - sjte)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close