Breaking

Rabu, 17 November 2021

GLIRICIDIA MASA DEPAN PERHUTANI

Kawasan Hutan Jembolo Utara 

Gliricidia Untuk Masa Depan Perhutani

Tanaman "gliricidia" atau juga dikenal dengan nama pohon "gamal" diharapkan dapat menjadi masa depan kelangsungan bisnis Perum Perhutani selaku Badan Usaha Milik Negara di bidang pengelolaan kawasan hutan.

Demikian dikatakan Asper/Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Jembolo Utara, KPH Semarang, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Dwinanto Wahyu Wibowo ST, MM, di kantornya di Desa Jragung, Kabupaten Demak, Selasa (16/11) lalu.

D. Wahyu Wibowo, Asisten Perhutani Jembolo Utara. Foto: SJA

Tanaman Gliricidia atau pohon Gamal dapat dipetik setelah tanaman pertama nya melewati usia tumbuh antara tiga sampai empat tahun dan selanjutnya dari trubusan batang pohon itu setiap dua tahun lagi dapat dilakukan produksi tebangan berkelanjutan. 

Dari setiap batang kayu tersebut dapat diolah menjadi produk "palet" untuk bahan bakar pembangkit energi listrik menggantikan fungsi batubara. "Dengan demikian merupakan sumber energi terbarukan. Daripada penggunaan batubara yang ketersediaannya di alam relatif terbatas jumlahnya," ucap D. Wahyu Wibowo. 

Dikatakan, saat ini di wilayah hutan Jembolo Utara telah ditanam seluas 500 hektar tanaman Gliricidia sejak 2019.

Kawasan hutan Jembolo Utara yang meliputi hamparan seluas 2.067, 74 hektar merupakan kelas perusahaan hutan kayujati yang saat ini masih terdapat hutan tanaman jati dalam kisaran umur antara 15 tahun sampai 20 tahun lebih. 

"Selain melakukan usaha pengembangan tanaman Gliricidia tersebut, di wilayah hutan kami juga sedang mengusahakan tanaman hutan kayuputih," ungkapnya. 

Pilihan atas jenis tanaman kayuputih itu mengikuti trend saat ini dimana masyarakat dunia sedang sangat meminati produk minyak daun kayuputih. 

"Rencananya dalam bulan Desember 2021 ini di hutan Jembolo Utara, kami akan menanam kayuputih seluas 46 hektare," katanya. 

Destinasi Wisata

Kawasan hutan Jembolo Utara berada di ketinggian 46 meter diatas permukaan laut (mdpl) yang memiliki kondisi iklim bercuaca sejuk sehingga layak buat kegiatan pariwisata.

"Untuk itu saat ini kami sedang berupaya memilih beberapa titik potensial untuk dikelola sebagai obyek destinasi pariwisata," tutur Asisten Perhutani (Asper) Jembolo Utara, Wahyu Wibowo. 

Diantara sekian potensi destinasi yang ada dan layak dijadikan obyek wisata adalah satu titik lokasi yang diberi nama "Pemandangan Seribu Bukit", mengingat letaknya yang dikelilingi sejumlah bukit yang di bawahnya terdapat kelak-kelok aliran sungai pegunungan. Di sekitar lokasi ini pun saat ini sudah sering digunakan masyarakat pecinta olahraga otomotif ekstrim untuk berolah ketrampilan mengendarai sepeda motor jenis trail maupun mobil berpenggerak empat roda atau lebih dikenal sebagai Jip "Offroad".

"Obyek berpemandangan seribu bukit itu pun secara kebetulan letaknya berbatasan dengan area yang sedang dibangun untuk Bendungan Jragung sehingga tentu saja kelak dapat menambah daya tarik pariwisata," ujarnya pula.

Dikatakan, saat ini pihaknya sudah bekerjasama dengan seorang pengusaha setempat dan telah dapat membangun semacam "rest area" berfasilitas bangunan pondok "Cafe" yang menyatu dengan area rumah dinas dan perkantoran Perhutani Jembolo Utara, sebagai prasarana pengundang kunjungan wisata. *** Sugayo Jawama

Rest area Hutan Perhutani Jembolo Utara di dukuh Gablog, Desa Jragung, Kabupaten Demak. Foto: SJA 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close