 |
| di kota tuhan kita |
Jika mendapatkan kesempatan untuk membaca buku kumpulan puisi, memilih untuk menikmati saja ketimbang harus review. Karena ketika buku itu ditulis, banyak sudut pandang dari penulis. Ketika buku itu telah cetak dan dibaca, maka sudut pembaca yang dominan. Jika dilihat dari judulnya saja, pasti yang ada di pikiran yaitu puisi tentang Tuhan, tentang keimanan, tapi ternyata ada sisi humanisme.
Tema yang berani untuk dipublikasikan, biasanya kalau puisi lebih banyak yang percintaan, romantisme dengan pasangan, tapi penulis menyuguhkan romantisme kepada Tuhan. Kalau baca puisi ini seakan – akan mengajak pembaca mengenali hubungan penulis dengan Tuhannya, tegas, namun ada sisi romantic.
Remukkan aku, Tuhan
remukkanlah aku;
hingga taat tanpa tapi dan patuh tanpa nanti.
Alasan lain senang membaca kumpulan puisi adalah diksi yang bertebaran, kadang ada kata yang belum aku kenal, jadinya aku catat. Meskipun rangkaian kata yang indah tidak harus dengan diksi yang berjubelan. Di buku kumpulan puisi Di Kota Tuhan, banyak loh diksi yang menarik, penempatannya diksinya tepat, nggak berlebihan, sederhana tapi mengena.
Surga mengubahmu jadi pendendam;
lenyap renik bersama lautan.
Kumpulan puisi Di Kota Tuhan, Aku Adalah Daging yang Kau Pecah – Pecah adalah prekuel Biru Magenta yang jalan ceritanya dimulai 16 September 2015 dan berakhir 5 Mei 2016, tepat pada Hari Pentakosta.
Sedang Midrash Kedua dimulai dari Mei 2017 dan selesai pada 24 September 2017. Saat aku (kami) mengerti akan makna penyerahan masing – masing pribadi, pada Sang Pencipta.
Di Kota Tuhan, Aku Adalah Daging yang Kau Pecah - Pecah.
Penulis : Stebby Julionatan
Pemeriksa aksara : Dian D. Anisa
Penyunting : Anne Shakka
Penata Letak : Itfan Nur Wijayanto
Diterbitkan dan didistribusikan oleh Indie Book Corner
Jl. Wahid Hassyim No.3 Gorongan
Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
bukuindie.com
Cetakan Pertama, 2018
13,5 x 20 cm.
130 hlm
ISBN : 978-602-309-333-5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar