sumber : goodreads (kalau difoto gak nampak, karena buku sudah lama dan kucel juga sampulnya) |
Judul : Chimera.
Penulis : Donny Anggoro.
Editor : Anwar holid.
Tahun terbit : April , 2008.
Penerbit : Jalasutra.
Halaman : 174 halaman.
ISBN : 979-3684-94-1
Blurb :
Seorang pemuda dihilangkan ingatannya. Identitasnya diganti jadi orang lain dengan tuduhan pembunuhan dan penggelapan uang perusahaan. Polisi mengubernya dan di sela-sela pengejaran itu sang pemuda berusaha menyelidiki siapa yang menjebaknya dalam konspirasi ini.
Meski hilang ingatan, pemuda ini sering direcoki mimpi soal chimera. Ia tidak tau apa maksud dari chimera ini. Sampai keputusasaanya membuatnya bertemu dengan eks aktivis prodemokrasi. Petualangan lalu muncul di sini.
Chimera menawarkan sains fiksi dalam dunia rekaan dari Indonesia. Set-nya tidak begitu jauh, tahun 2020.
Resensi :
Sejak membaca bab pertama Chimera ini, langsung dibuat penasaran. Langsung masuk konflik yaitu seorang laki - laki yang terbangun dari tidur , dan di sampingnya ada mayat seorang perempuan. Dan si laki - laki itu merasa hilang ingatan! Nah, dari situlah sudah menjadi poin plus dari aku. Jadi, aku selalu merasa penasaran dan baca terus dan terus sampai menemukan jawaban.
Di dalam novel ini menggunakan POV campuran, karena menceritakan dua kehidupan, si Goen dan laki - laki yang hilang ingatan (sengaja enggak kasih namanya biar yang baca resensiku penasaran). Novel ini pada awalnya menceritakan dua kisah yang berbeda, namun memiliki satu benang merah yaitu chimera.
Bingung juga sih mengakatgorikan novel ini, ada action, tapi akau merasa novel ini bergenre sci-fiction. Iya, aku menggolongkan sci-ficton karena penjelasan tentang chimera ini *correct me if i wrong*.
Settingnya memang tahun 2020, tapi rasanya seperti setting tahun 1998 yang penuh dengan gejolak orde baru dengan mengangkat isu penculikan para aktifis.
Siang hari, Istana Presiden.
Dengan ikat kepala bertuliskan "Reformasi Total" aku berdiri gagah di depan massa demonstran membaca puisi WS Rendra, sajak orang kepanasan.
Tidak melewatkan halaman saat membaca Chimera, karena lumayan tipis juga bukunya. Jadi, sayang untuk dilewatkan, apalagi novel ini menyebarkan puzzle sebagai petunjuk siapakah atau apakah chimera ini. Novel ini juga penuh kritikan bagi sang Penguasa (pemerintah) tapi penyampaiannya tidak vulgar. Pembaca juga digiring ke klimaks yang semaki seru saat kedua tokoh ini bertemu, menguak siapa dan apakah chimera ini. Ya, akhirnya memiliki ending yang tak terduga sebelumnya. TOP BANGET lah novel Chimera ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar