Breaking

Minggu, 13 Januari 2008

Melebarkan Pasar Kayu Jati ke Bali

Story – Teak wood – Trade

Lanjutan Percakapan dengan General Manager Pemasaran Kayu Jati Perum Perhutani Jawa Timur untuk area Probolinggo, Ngakan Putu Adnyana.

Anda juga berencana melebarkan sayap pemasaran kayu jati sampai ke Bali. Bisa kasih ceritanya ?

Begini. Ini juga tidak terlepas dari interest saya di Perhutani selaku aparat keamanan hutan. Alasannya, pertama: Bali itu salah satu muara (tempat) tujuan kayu hasil praktik illegal loging. Karena kebutuhan akan kayu di Bali, cukup tinggi.

Waktu saya bicara dengan Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Bali, pak Made Sulendra, bahwa pengrajin di sana rata-rata membutuhkan sekitar delapan ratus ribu (800.000) meter kubik per tahun. Dari pembuat kerajinan seni patung sampai furniture semuanya memerlukan kayu sebagai bahan bakunya.

Sebagai orang yang berasal dari Bali saya tahu karakter industri pengolahan kayu di sana. Mereka lebih suka hanya membuat finishing product saja, setelah sebelumnya diolah menjadi barang setengah jadi di pulau Jawa.

Sebenarnya rencana pengembangan pasar langsung ke Bali sudah pernah digagas sejak 2003. Saat ini Dinas Kehutanan Bali telah meminjami kami sebidang areal bekas TPK (tempat penimbungan kayu) di Seririt, berkapasitas 3000 meter kubik.

Rencana nanti akan saya isi dengan kayu-kayu jati dari pulau Kangean dan pulau Sepanjang. Kayu jati dari sana sudah lama sebelumnya dipasarkan di Bali secara illegal logging.

Bali merupakan pasar potensial product kayu karena setiap tahun banyak hotel internasional disana yang memperbarui model interior serta furniture-nya. Untuk tahun 2008 tersedia 2000 meter kubik kayu jati dari hasil tebangan di Kangean. (P09J03.4. – SJTE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close